Member Login

Lost your password?

Registration is closed

Sorry, you are not allowed to register by yourself on this site!


Semua indah pada waktuNya

Pengkotbah 3:11

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Ayat ini mungkin menjadi ayat emas bagi banyak orang Kristen. Di ayat pertama dari bacaan di atas dikatakan bahwa ada waktu untuk segala sesuatunya. Minggu-minggu ini saya sedang diingatkan kembali bahwa terkadang kita mungkin tidak mengerti apa yang sedang kita alami, tapi kita tetap harus percaya.

Beberapa minggu yang lalu, saya baru pulang dari pelayanan di sebuah gereja yang terletak di satu kota kecil. Sungguh suatu pelayanan yang sangat berkesan di hatiku. Beberapa hari sebelum keberangkatan saya ke kota tersebut, saya diberikan oleh Tuhan sebuah lagu baru yang berjudul, “Indah pada waktuNya.” Pada saat itu saya tidak mengerti kenapa Tuhan memberikan lagu tersebut namun saya yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak pernah memberi dan mengizinkan suatu hal terjadi tanpa maksud-Nya yang ilahi. Dalam perjalanan ke kota tersebut saya diceritakan mengenai keadaan yang sedang menimpa sebagian besar jemaat gereja tersebut. Mereka sedang mengalami kesulitan finansial, tidak bisa kembali ke pekerjaan semula mereka. Mendengar kesulitan mereka, saya sadar bahwa Tuhan menyediakan lagu baruku bagi mereka. Setelah saya selesai bersaksi, saya tutup kesaksian saya dengan lagu baru tersebut. Baru saja kita bernyanyi baris pertama, saya melihat jemaat gereja tersebut mulai menangis dan mengalami jamahan Tuhan. Sungguh saya bersyukur bahwa Tuhan sedang menguatkan hati jemaat gereja tersebut.

Seorang ibu pernah bersaksi kepada saya mengenai bagaimana dia harus benar-benar setia dan percaya di saat dia mengalami kesusahan. Si ibu yang baru dikaruniakan seorang putri, mendengar kabar dari dokter bahwa putrinya menderita penyakit autis. Mendengar diagnosa dokter, sang suami menginggalkan si ibu dan putri mereka yang masih sangat kecil. Di atas semua itu, si ibu harus dikeluarkan dari rumah kontrakan karena belum bayar uang kontrakan selama 3 bulan. Tidak ada seorangpun temannya yang bersedia menampung si ibu dan putrinya. Si ibu bercerita bahwa di dalam kesusahannya, dia berdoa, “Tuhan, aku mungkin tidak mengerti apa yang sedang aku alami atau mengapa aku harus mengalami kehidupan yang pahit seperti ini, namun aku memilih untuk percaya!”

Mendengar kesaksian si ibu, saya langsung terkesima. Berapa di antara kita yang sanggup berdoa atau berkata demikian setelah menghadapi permasalahan yang bertubi-tubi seperti yang dialami si ibu?
Ingatlah kembali di Pengkotbah 3 tertulis ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa. Satu hal yang pasti, Tuhan membuat segala sesuatu indah padah waktuNya.

Maximum impact,

Freedom Keeper

Leave a Reply